Pergaulan Seseorang yang sering di-bully dalam pergaulan dapat membentuk gambar diri negatif. Bullying ada banyak ragam, mulai dari tekanan ujaran hingga perundungan fisik. Seseorang yang selalu me- nerima perlakuan berbentuk kebencian lama-lama akan mengendapkan ujaran negatif itu dalam pikirannya. Ketika seorang anak hidup dalam ejekan, hinaan, menjadi korban gosip, disisihkan, dilecehkan karena kekurangan fisiknya, dipermalukan di depan umum hingga mengalami ketakutan akut, dan hilang percaya diri, bisa dibayangkan gambaran diri seperti apa yang akan dibuatnya. “Aku memang jelek.” “Aku memang pantas dihina.” “Aku tidak punya bakat.” “Aku memang suka disuruh-suruh.” Lama-kelamaan hinaan itu akan diterimanya sebagai kebenaran. Semua hal buruk yang dia terima dianggapnya sebagai kewajaran. Kesalahan orang lain dia terima sebagai akibat kekurangan dirinya. Dia pun tumbuh menjadi dewasa namun rapuh dan memiliki konsep diri negatif. Kegagalan Masa Lalu Mengikat Masa Depan Kita Para pengusaha sirkus sudah lama tahu rahasia mem- buat gajah agar tetap jinak dan mudah dikendalikan, yaitu dengan mengikat kakinya dengan seutas tali sejak mereka berusia beberapa bulan dan masih lemah. Bagi gajah dewasa, seutas tali sebenarnya tidak dapat menahan kekuatan fisiknya. Hanya dengan sekali langkah, tali akan terputus. Bahkan, pohon tempat tali itu diikatkan juga akan tercabut. Karenanya, para pelatih gajah mulai mengikat kaki gajah sejak mereka masih kecil, kanak-kanak, dan lemah. Pada waktu itu, apabila mereka berusaha mendobrak tali, mereka justru akan kesakitan. Mengapa? Karena tenaganya masih kurang kuat untuk menjebol tali pengikatnya. Tali pengikat itu lama-lama akan membentuk gambar diri gajah berupa “saya adalah seekor gajah yang selamanya tidak bisa melepaskan tali ini”. Pengalaman kakinya diikat akan membentuk pola pikir bahwa dia tidak bisa mela- wan tali itu sehingga sekeras apa pun mencoba, yang terlintas di pikirannya hanyalah rasa sakit. Kelak ketika gajah ini tumbuh dewasa, berbadan raksasa, dan memiliki gading yang runcing, gambar diri seperti itu akan tetap ada dan melekat dalam pikirannya. Akibatnya, dia tetap tidak mau susah-susah mendobrak tali yang mengikat kakinya meskipun sudah memiliki kekuatan yang cukup besar untuk memutus ratusan tali sekaligus dalam satu sentakan. Kegagalan kita di masa lalu dapat mengikat kita seperti seutas tali yang mengikat si gajah. Seorang lulusan SMK mesin akhirnya menghapus rencananya untuk membuka bengkel bubut besi karena beberapa kali ditipu pelanggan. Aku tidak cocok buka bisnis, katanya. Seorang anak muda berhenti melamar pekerjaan karena lima kali mendaftar di perusahaan, tak satu pun yang membalas. Itulah gambaran diri yang terbentuk dari beberapa kegagalan masa lalu. Pengalaman buruk itu seperti tali kekang yang mengikat kaki-kaki gajah. Mereka gagal sekali dua kali dan menganggap bahwa kali ketiga pasti juga akan gagal. Anda dapat belajar percaya diri dan membangun gambaran diri yang lebih positif dari sosok Jack Ma. Pendiri dan CEO Alibaba Group ini pun sama seperti Anda, pernah gagal dan berkali-kali ditolak. Ikuti Kunci Kesuksesan Oleh Eric Kanadi di: Spotify: https://ift.tt/3daSLjB Dapatkan Buku Kunci Kesuksesan di https://ww https://ift.tt/3bpkg7n
Pergaulan Seseorang yang sering di-bully dalam pergaulan dapat membentuk gambar diri negatif. Bullying ada banyak ragam, mulai dari tekanan ujaran hingga perundungan fisik. Seseorang yang selalu me- nerima perlakuan berbentuk kebencian lama-lama akan mengendapkan ujaran negatif itu dalam pikirannya. Ketika seorang anak hidup dalam ejekan, hinaan, menjadi korban gosip, disisihkan, dilecehkan karena kekurangan fisiknya, dipermalukan di depan umum hingga mengalami ketakutan akut, dan hilang percaya diri, bisa dibayangkan gambaran diri seperti apa yang akan dibuatnya. “Aku memang jelek.” “Aku memang pantas dihina.” “Aku tidak punya bakat.” “Aku memang suka disuruh-suruh.” Lama-kelamaan hinaan itu akan diterimanya sebagai kebenaran. Semua hal buruk yang dia terima dianggapnya sebagai kewajaran. Kesalahan orang lain dia terima sebagai akibat kekurangan dirinya. Dia pun tumbuh menjadi dewasa namun rapuh dan memiliki konsep diri negatif. Kegagalan Masa Lalu Mengikat Masa Depan Kita Para pengusaha sirkus sudah lama tahu rahasia mem- buat gajah agar tetap jinak dan mudah dikendalikan, yaitu dengan mengikat kakinya dengan seutas tali sejak mereka berusia beberapa bulan dan masih lemah. Bagi gajah dewasa, seutas tali sebenarnya tidak dapat menahan kekuatan fisiknya. Hanya dengan sekali langkah, tali akan terputus. Bahkan, pohon tempat tali itu diikatkan juga akan tercabut. Karenanya, para pelatih gajah mulai mengikat kaki gajah sejak mereka masih kecil, kanak-kanak, dan lemah. Pada waktu itu, apabila mereka berusaha mendobrak tali, mereka justru akan kesakitan. Mengapa? Karena tenaganya masih kurang kuat untuk menjebol tali pengikatnya. Tali pengikat itu lama-lama akan membentuk gambar diri gajah berupa “saya adalah seekor gajah yang selamanya tidak bisa melepaskan tali ini”. Pengalaman kakinya diikat akan membentuk pola pikir bahwa dia tidak bisa mela- wan tali itu sehingga sekeras apa pun mencoba, yang terlintas di pikirannya hanyalah rasa sakit. Kelak ketika gajah ini tumbuh dewasa, berbadan raksasa, dan memiliki gading yang runcing, gambar diri seperti itu akan tetap ada dan melekat dalam pikirannya. Akibatnya, dia tetap tidak mau susah-susah mendobrak tali yang mengikat kakinya meskipun sudah memiliki kekuatan yang cukup besar untuk memutus ratusan tali sekaligus dalam satu sentakan. Kegagalan kita di masa lalu dapat mengikat kita seperti seutas tali yang mengikat si gajah. Seorang lulusan SMK mesin akhirnya menghapus rencananya untuk membuka bengkel bubut besi karena beberapa kali ditipu pelanggan. Aku tidak cocok buka bisnis, katanya. Seorang anak muda berhenti melamar pekerjaan karena lima kali mendaftar di perusahaan, tak satu pun yang membalas. Itulah gambaran diri yang terbentuk dari beberapa kegagalan masa lalu. Pengalaman buruk itu seperti tali kekang yang mengikat kaki-kaki gajah. Mereka gagal sekali dua kali dan menganggap bahwa kali ketiga pasti juga akan gagal. Anda dapat belajar percaya diri dan membangun gambaran diri yang lebih positif dari sosok Jack Ma. Pendiri dan CEO Alibaba Group ini pun sama seperti Anda, pernah gagal dan berkali-kali ditolak. Ikuti Kunci Kesuksesan Oleh Eric Kanadi di: Spotify: https://ift.tt/3daSLjB Dapatkan Buku Kunci Kesuksesan di https://ww https://ift.tt/3bpkg7n
Komentar
Posting Komentar